Selasa, 08 September 2015

Perencanaan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di dalam Kelas Bahasa Indonesia

oleh Ishaq Robin

Dalam tugas perencanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ini saya akan membuat perencanaan dalam meningkatkan hasil belajar anak dalam kelas. Kita ketahui bahwasannya belajar adalah proses di mana individu dapat memperolah pengetahuan akan hal-hal yang baru atau  belum ia jumpai. Dalam proses pendidikan, gurulah yang berperan aktif untuk mrenyampaikan kepada murid-muridnya di kelas. Menurut Gage yang dikutik Sagala (2005;13), belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Pengalaman menjadikan sesorang mengetahui hakikat sesuatu dalam lingkungannya. Lingkungan dapat menjadikan pengalaman yang berbeda dalam setiap individu. Sebagaimana pendapat Slameto (2003:2) menyatakan bahwa, belajar suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Namun kerap kerap kali dalam proses kegiatan belajar mengajar ada hambatan-hambatan yang membuat siswa/siswi mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran sehingga berdampak pada tidak tercapainya target yang ditentukan sekolah. Dalam mengatasi hal ini diperlukan strategi-strategi yang jitu guna pembelajaran dapat berjalan efektif.
Dari sekian banyak cara dan metode yang telah diterapkan, salah satunya akan saya bahas dalam tulisan ini. Mengenai pencapaian seseorang dalam belajar biasanya dapat diukur dari nilai raport yang dikeluarkan sekolah. Banyak aspek yang harus diamati dalam menentukan pencapaian siswa dalam belajar, yaitu dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Salah satu sifat dasar manusia adalah ketika dipenuhi kebutuhan dan kesenangannya maka mereka akan merasa bahagia, dan sebaliknya ketika tidak terpenuhi atau bertolak belakang dengan apa yang mereka senangi maka akan berakibat pada keadaan jiwa yang marah, sedih, kesal, jengkel dan rasa ketidaknyamanan. Reward dan punishment sebagai faktor pendorong dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Siswa yang rajin, aktif, disiplin dan berprestasi akan diberikann reward atau pengakuan dan penghargaan. Ini akan menjadikan siswa merasa diperhatikan dan dihargai. Kemudian bagi siswa yang malas, tidak disiplin, bahkan melakukan pelanggaran maka akan diberi punishment atau teguran dan hukuman sebagai akibat dari apa yang telah ia lakukan.
Pada tahap pelaksanaan, kondisikanlah siswa siswi sebagaimana dalam pembelajaran biasa. Kemudian di awal pertemuan guru menyampaikan bahwa siswa yang mengerjakan tugas dengan baik akan mendapat reward dan siswa yang telat dalam mengerjakan tugas atau tidak mengerjakan akan mendapat punishment. 
Selanjutkan guru berusaha menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan diajarkan. Langkah ini dapat dilaksanakan dengan member stimulus-stimulus seperti pertanyaan-pertanyaan ringan yang berkaitan dengan materi. Bisa juga dengan menghubungkan kebiasaan mereka dirumah dengan pembahasan materi. Seperti menonton berita televise, pidato kepresidenan dan lain-lain. 
Selanjutnya sampaikanlah materi dengan baik. Berilah kesempatan siswa siswi untuk menanyakan apabila ada materi yang kurang jelas dalam penyampaiannya. Dalam pemberian tugas bias untuk dikumpulkan hari itu juga atau bias juga dikerjakan di rumah dengan batas waktu yang ditentukan. Disinilah peran reward dan punishment yang akan memotivasi mereka untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Setidaknya untuk mendapatkan reward dari guru.
Semoga perencanaan pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan yang baik pula. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sempatkan untuk berkomentar dalam bentuk kritik maupun saran. Jadilah pengunjung dan komentator yang baik.